Habib Syakur Harap Ulama di Medsos Harus Cerdas dan Moderat

by -1,081,449 views

MediaSiber.com – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Mahdi Al Hamid menilai bahwa banyaknya kalangan milenial yang mengikuti paham-paham radikal dan intoleran karena mudahnya mengakses informasi yang salah di dunia maya.

Hal ini menurut Habib, muncul karena banyaknya orang yang mengaku ustadz dengan kemampuan pemahaman agama yang masih kurang baik, apalagi pemahamannya hanya berdasarkan tekstualitas belaka.

“Banyak sekarang yang baru lulus dari pendidikan agama mencoba berdakwah lalu banyak yang hanya mengedepankan hawa nafsu, ingin poluler saja. Akibatnya, mereka memahami hanya satu bidang saja,” kata Habib Syakur di Jakarta, Selasa (19/10).

Ia memberikan contoh, banyak para dai muda yang hanya memahami satu madzhab (aliran agama) saja dalam menjalankan syariat dan fiqih Islam. Terlebih lagi, fanatisme pada madzhab tersebut cenderung menggeser rasionalitas mereka bahwa ada madzhab lain yang juga perlu dihormati.

“Contoh yang dakwah di medsos, sebagian besar tidak bisa menjelaskan perbedaan dan persamaan antar madzhab dalam agama Islam, yang ada hanya dikaji satu madzhab saja sehingga terkesan yang tidak sesuai madzhabnya berarti salah arah,” terangnya.

Cerdas dan moderat

Salah satu syarat menjadi pendakwah atau ustadz adalah memiliki kecerdasan yang baik termasuk kecerdasan mental, begitu juga tentang pemahaman agama yang lebih moderat. Tidak text book apalagi hanya belajar agama untuk memenuhi emosional belaka. Kondisi ini yang dikatakan Habib Syakur merupakan fenomena yang membahayakan bagi generasi bangsa Indonesoa.

“Banyak ustadz-ustadz itu tidak bisa membawa tafsir Alquran secara dewasa, tafsir Alquran itu penjabarannya kan ada maknawi dan lughawi, tapi mereka hanya menjelaskan secara emosional saja tanpa kedewasaan,” paparnya.

Pemerintah harus hadir

Dalam kesempatan yang sama, Habib Syakur juga mengharapkan agar pemerintah melalui instrumen hukum dan keamanannya bisa melakukan deteksi dini terhadap kelompok pendakwah semacam itu.

“Maka pemerintah harus jeli dan teliti, awasi dakwah-dakwah di media sosial yang berkaitan dengan kaum milenial Indonesia, karena anak-anak muda yang sangat tidak bisa berjalan dengan seimbang antara kehidupan rohani dan jasmani ini sedang diracuni dengan dosa,” tuturnya.

Lebih lanjut, Habib Syakur meminta agar pemerintah lebih banyak menghadirkan pendakwah yang moderat di media sosial untuk melakukan counter narasi, sehingga pemahaman agama bagi kelompok milenial ini tidak melenceng.

Terakhir, Habib Syakur pun menegaskan bahwa kompleksitas bangsa Indonesia tidak boleh merawat polarisasi yang pernah terjadi, khususnya dalam panggung politik elektoral. Akan tetapi harus bisa bersama-sama membangun bangsa dan negara yang lebih baik lagi ke depannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *