Stafsus BPIP : Seminar Pancasila & Keberagaman Sekolah Tinggi Pawiyatan Agung Pancasilacitta, Bukti Pembumian Pancasila

by -938 views

Malang – Di era digital dimana akses Informasi menjadi cepat dan mudah fenomena-fenomena seperti eksklusifisme, ujaran kebencian dan hoaks menjadi kenyataan yang tidak bisa dihindari dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan banyak sekali kejadian dan gesekan antara kelompok masyarakat yang berbeda yang berpotensi memecah belah dan menimbulkan kegaduhan dalam masyarakat, khususnya menjelang Pemilu 2024.

Saat ini, nilai-nilai luhur bangsa dan negara melalui Pancasila dipandang perlahan makin jauh dan menghilang dari perilaku bermasyarakat. Karenanya, hal tersebut menimbulkan keprihatinan dari berbagai kalangan dan sekaligus memperingati hari lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno, pada Selasa 6 Juni 2023.

Sekolah Tinggi Pawiyatan Agung Pancasilacitta Malang menyelenggarakan Seminar “Pancasila dan Tantangan Radikalisme” secara luring di Jalan Ciliwung nomor 5 Kota Malang. Seminar kebangsaan ini ingin membahas dan mengevaluasi lebih lanjut mengenai penanaman dan habituasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya dalam menghadapi intoleransi dan perpecahan dalam masyarakat menjelang Pemilu 2024.

Seminar Kebangsaan yang diselenggarakan mulai Pukul 17.00 WIB secara luring dan disiarkan langsung dalam kanal youtube Sekolah Tinggi Pawiyatan Agung Pancasilacitta tersebut antara lain menghadirkan Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo, Dr. Bambang Noorsena , SH MA teolog, filolog, sejarawan dan pendiri Institute for Syriac Culture Studies (ISCS) dan dr. Alphinus R Kambodji MM kepala Rumah Sakit Mardi Waluyo Malang sebagai Pembicara.

Dalam kesempatan pertama sebagai pembukaan, Wakil Ketua Sekolah Tinggi Pawiyatan agung Pancasilacitta Dr. Tri Hananto M. Th menyatakan bahwa Yayasan Pawiyatan Agung Pancasilacitta selalu berkomitmen untuk menjaga bangsa dan negara Indonesia yang ber-Pancasila, dengan senantiasa menjaga dan menjiwai nilai-nilai kebangsaan yang digaungkan oleh Bung Karno.

“Serta berperan aktif menjaga nilai-nilai kebaikan yang ada dalam masyarakat, termasuk memenuhi ruang-ruang publik digital dengan narasi-narasi baik yang diharapkan dapat memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa Pancasilacitta secara teguh memegang komitmen pengimplementasian Pancasila yang secara nyata memiliki manfaat dalam masyarakat.

“Pembumian Pancasila tidak hanya terbatas pada teori saja namun keberadaannya yang bermanfaat benar-benar dapat dirasakan masyarakat.” tukasnya.

Selanjutnya dalam paparan Pertama dr. Alphinus R Kambodji MM menyatakan bahwa layanan kesehatan harus dapat diakses seluruh lapisan masyarakat. Kita yang memiliki Pancasila harus dapat berbagi dengan semua golongan masyarakat khususnya mereka yang termarginalkan.

“Dengan nilai-nilai Pancasila seharusnya seluruh bangsa Indonesia berhak mendapatkan layanan kesehatan yang setara tanpa memandang latar belakangnya. Melalui seminar ini hendaknya kita semua dapat menggaungkan cinta kasih dan rasa keadilan dengan mempermudah serta saling membantu dalam mengakses layanan kesehatan. Sehingga kasus-kasus kesehatan dalam masyarakat seperti HIV AIDS dan gizi buruk dalam masyarakat dapat segera diatasi.” tegasnya.

Selanjutnya Dr. Bambang Noorsena S.H M.A, dalam seminar kebangsaan Ini menyatakan bahwa menjelang tahun politik, kita yang beragama hendaknya tidak memberikan kontribusi buruk dalam perjalanan berbangsa dan bernegara. Hal-hal seperti eksploitasi kisah perpindahan agama tidak membawa manfaat bagi perkembangan masyarakat.

“Narasi-narasi bernuansa negatif tentang keberagamaan membuat suasana beragama dan beribadah jauh dari kedamaian serta membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa, karenanya kita sebagai masyarakat yang beragama hendaknya tidak terjebak dalam kondisi tersebut yang membuat persatuan dan kesatuan bangsa terancam.” ungkapnya.

Keberagaman dan sinergi antar agama yang berbeda sudah sejak dahulu dibuktikan dengan pembangunan Candi Borobudur yang merupakan monumen rekonsiliasi antara Budha dan Hindu. Jadi hendaknya kita senantiasa dapat melestarikan dan menjaga persatuan dan persatuan tersebut.

“Sunan Ampel yang menyebarkan Islam saat hindu berkuasa tidak mengedepankan konfrontasi dan dapat membawa keislaman dengan jalur damai, beliau sebagai minoritas saat itu tidak dengan mudah terprovokasi oleh perbedaan-perbedaan yang ada namun menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan dalam upaya menyebarkan agama Islam di Nusantara hendaknya bukti-bukti penghormatan atas keberagaman tersebut senantiasa dapat terjaga dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.” ujarnya.

Khususnya dalam menghadapi pemilu 2024, ia mengimbau hendaknya kita semua dapat memilih mereka yang membawa damai. Yakni mereka yang senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan berdasarkan Pancasila.

“Sejalan dengan pernyataan Bung Karno yang menyatakan Implementasi Ketuhanan Yang Maha Esa adalah ketuhanan yang berkebudayaan, hendaknya kita sebagai manusia dan mahluk Tuhan yang beragama, hendaknya kita beragama dengan berbudaya dan beradab dengan tidak menyerang mereka yang beragama lain dan senantiasa berusaha menjaga persatuan dan bersinergi dalam upaya meraih kebaikan.” tegasnya.

“Kita yang dahulu sudah mencetuskan Bhineka Tunggal Ika saat Dunia Barat masih terlibat perang Salib hendaknya mengetahui dan menjaga nilai berkehidupan Kita dengan senantiasa menjaga persatuan dan berbagi kebaikan, hingga kita tidak berakhir menjadi negara gagal seperti syria.” sambungnya.

Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Antonius Benny Susetyo menyatakan apresiasi sebesar-besarnya kepada Sekolah Tinggi Pawiyatan Agung Pancasilacitta karena secara aktif menggaungkan nilai-nilai Pancasila dengan bersama dan bersinergi dengan berbagai unsur dalam masyarakat.

“Sekolah Tinggi Pawiyatan Pancasilacitta mampu senantiasa melakukan Pembumian Pancasila dan melestarikan nilai(nilai luhur yang dicetuskan oleh Bapak Bangsa Soekarno kepada segenap lapisan Masyarakat.” ujarnya.

Lebih Lanjut Staff Khusus ketua Dewan Pengarah yang dikepalai oleh Profesor Yudian Wahyudi itu menyatakan bahwa nilai-nilai Pancasila digali oleh para founding fathers dari budaya dan nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan para nenek moyang.

“Nilai-Nilai tersebut merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dalam kehidupan bangsa Indonesia yang tidak mengenal egoisme serta mampu dan mau menerima perbedaan dimana berbagai identitas hidup berdampingan dan menghormati perbedaan dan selalu menjaga kedamaian dimanapun kita berada.” ungkapnya.

Benny menjelaskan bahwa pada era digital manusia menjadi satu dimensi dan tidak kritis hingga teknologi menjadi alat penghancur kemanusiaan melalui egoisme, eksklusifisme dan ekstrimisme yang memenuhi ruang publik hingga persatuan dan kesatuan menjadi terancam.

“Hal ini terbukti dari survey terbaru setara Institute kepada Siswa SMA yang menyatakan 83,3 persen responden menyatakan bahwa Pancasila bukanlah Ideologi Permanen dan dapat diganti, dan 35 Persen responden menyatakan bahwa kekerasan atas nama agama adalah tindakan yang dibenarkan.” tegas Benny.

“Karenanya kita sebagai Bangsa Indonesia harus selalu dapat menjadikan Pancasila sebagai ideologi dan kekuatan kita dengan menjadikan Pancasila sebagai living dan working ideologi sebagai dasar berkehidupan, bermasyarakat serta berbangsa dan negara.” sambungnya.

Dalam Seminar kebangsaan yang antara lain dihadiri oleh anggota berbagai organisasi kemasyarakatan dan keagamaan di kota malang, BIMAS Kristen kota Malang serta partisipan dari Amerika Serikat, Kanada dan beberapa negara Eropa tersebut, Benny menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus dapat menjadikan Pancasila sebagai gugus insting sebagai dasar berpikir berbuat dan bertindak.

“Jika hal ini benar-benar terlaksana maka bangsa Indonesia akan senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan dengan selalu mencari titik temu dan musyawarah dalam menghadapi segala fenomena.” kata dia.

Tehnologi harus diperlakukan menjadi alat pemersatu bangsa dan bukan alat pemecah belah, karenanya dengan menghayati Pancasila pada akhirnya kita memiliki rasa ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.

” Selanjutnya Pancasila harus dapat diaktualisasikan dalam tindakan nyata yang membawa seluruh masyarakat Indonenesia dalam kesejahteraan kemakmuran dan kesatuan.” ungkap dia.

Benny mengimbau dalam menghadapi pemilu 2024, kita sebagai bangsa Indonesia hendaknya dapat membuat Pancasila sebagai cahaya dalam menghadapi segala tantangan.

“Hingga Terbukti bahwa Indonesia dengan Pancasilanya selalu kuat dan bertahan dalam menghadapi perkembangan zaman.” tutup Benny dalam seminar yang dihadiri 300 orang tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *