Soal Revolusi Mental, Benny Susetyo : Bentuk Ruh-nya adalah Air dan Api

by -1,113,406 views

Jakarta – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, menyatakan bahwa air dan api adalah sifat manusia Indonesia yang telah berevolusi mental. Hal ini disampaikannya dalam acara Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Tirta-Rakta-Sastra yang diadakan oleh Institut Seni Indonesia Denpasar, pada hari Jumat (29/07/2022) secara hybrid.

Hadir dalam acara tersebut antara lain I Wayan Adnyana (Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar), Nizam (Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek RI), I Gede Wenten (Guru Besar Institut Teknologi Bandung), Jero Gede Batur Alitan (Tokoh Spiritual), beserta tokoh-tokoh teknologi dan kebudayaan lainnya.

Benny, sapaan akrab Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP tersebut, sifat air dan api menunjukkan karakter yang spesifik.

“Air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah; kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang dapat beradaptasi dengan mudah, seperti air yang mengalir mengikuti tempat. Air mampu menyerap; kebudayaan kita mampu menyerap, sehingga terjadi internalisasi,” katanya.

Dia pun melanjutkan dengan sifat api.

“Sifat api tinggi, menyala, terang, dan memberikan energi pada jiwa. Itulah yang menjadi kekuatan para tokoh-tokoh revolusioner kita, membakar semangat untuk lepas dari penindasan,” tandasnya.

Budayawan tersebut juga memberikan pernyataannya tentang revolusi mental yang digerakkan secara massif oleh Presiden Joko Widodo.

“Kalau berbicara tentang revolusi mental, ini adalah gerakan untuk menciptakan manusia baru, putih, dan dengan semangat menyala-nyala mengokohkan daya saing. Bicara revolusi mental, membangun karakter manusia yang tidak lagi kolonial, tetapi memiliki semanagt, kesadaran habituasi, gugus insting cara berpikir dan bertindak. Etos kerja berdasarkan pada Pancasila, sehingga manusia Indonesia tidak lagi gila jabatan, tetapi merdeka, berjiwa revolusioner dan mampu membuat daya saing,”” tuturnya.

Salah satu pendiri Setara Insititue ini semakin menjelaskan kembali korelasi antara air dan api dengan revolusi mental.

“Esensi revolusi mental: air dan api. Bergerak seperti air dan api, dari tinggi ke rendah, rendah hati, bersinergi, jujur, mampu melakukan penyesuaian dan adaptasi. Menembus masyarakat, tidak menimbulkan polemik, dan mampu menjawab fenomena. Memiliki cahaya bersinar, melenyapkan keburukan dan angkara murka, serta membakar maksud buruk dan meninggalkan yang baik, untuk mengalir lagi,” jelasnya.

Dalam penutupnya, Benny pun memberikan sebuah puisi pendek.

“Air yang mengalir, air yang mengubah, air yang menembus batas, memberikan kehidupan baru,” tutupnya.

I Gede Wenten pun menuturkan tentang air yang merupakan hal penting bagi kehidupan. Lewat IGW Groundwater Springs, dia menyampaikan bagaimana air dapat dilestarikan bagi kehidupan masyarakat Indonesia.

IGW Groundwater Springs sendiri adalah salah satu teknologi pengolah air berbasi membran yang menggabungkan 4 tahapan proses terintegrasi dalam satu modul, sehingga air dapat digunakan dan disimpan untuk kebutuhan sehari-sehari, menjadi simbol ketahanan bangsa Indonesia.

“Harapannya dengan IGW Groundwater Springs, agar bisa dikombinasikan dengan alam, untuk pelestarian. Skala besarnya bisa diberikan pompa untuk bisa ke hulu lagi. Dibuat bebatuan dan menimbulkan kesenian yang mempercantik. Teknologi dipadukan dengan seni akan menjadi simbol kecantikan, penyatuan dengan kearifan alam dan budaya,” sebutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *