Radikalisme Muncul Karena Pancasila Rapuh

by -5,267,719 views

MediaSiber.com – Maraknya paham radikalisme dan aksi terorisme di Indonesia ternyata menggugah kesadaran para Mahasiswa untuk melakukan perlawanan. Salah satunya adalah dengan bersama-sama mengkaji pagam radikal menjadi cikal bakal munculnya gerakan terorisme di Indonesia.

Semangat ini pun diwujudkan oleh para Mahasiswa dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Mereka melakukan dialog dan diskusi dengan pihak-pihak yang berkompeten menjelaskan persoalan yang dikhawatirkan mereka itu.

Salah satunya adalah Staf Teritorial Kodam V Brawijaya Letkol Didi Suryadi. Perwira TNI tersebut mengatakan bahwa radikalisme muncul karena lemahnya ideologi bangsa Indonesia yakni Pancasila di kehidupan berbangsa dan bermasyarakat yang dijalankan oleh rakyat Indonesia sendiri.

“Negara kita sedang dalam masalah teror dan radikal, ini adalah akar karena radikalisme itu berawal dari akar Pancasila yang telah rapuh,” kata Letkol Didi dalam diskusi publik bertemakan “Bahaya Radikalisme di Kalangan Generasi Muda dan Deklarasi Mahasiswa Mengutuk dan Memerangi Aksi Terorisme di Indonesi” di Gedung I6 Kampus UNESA, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/5/2018).

Kemudian munculnya terorisme lantaran salah rafsir agama sampai sikap intoleransi yang dianut oleh masyarakat yang terpapar paham radikal itu.

“Pembaharuan sosial politik dengan cara kekerasan dan drastis atau sikap ekstrim dalam suatu aliran. Kemudian ciri-cirinya intoleransi adalah fanatik, revolusioner, ideologi yang ekstremis, penyimpang agama yang dianut,” paparnya.

Selain persoalan itu semua, Letkol Didi juga mengatakan penyebab lain munculnya gerakan radikalisme adalah lemahnya moral bangsa dan rusaknya tatanan ekonomi di Indonesia.

“Multi krisis moral dan krisis finansial itu yang menjadi akar dari Radikalisme terjadi,” ujarnya.

Masalah nasionalisme tersebut juga menjadi catatan yang perlu disikapi dengan serius oleh seluruh bangsa Indonesia, Apalagi disampaikan Letkol Didi, bahwa berdasarkan hasil survei dari Litbang Kompas menyebutkan, rasa nasionalisme bangsa Indonesia sudah berada di angka 49,9%.

“Bangsa Indonesia saat ini sedang lemah penurunan rasa nasionalisme 49,9% hasil dari Survey Litbang Kompas pada tahun 2016. Radikalisme itu ancaman nasionalisme kita, padahal sudah ada Undang-undang untuk memerangi Radikalisme itu tapi kenapa sampai saat ini belum juga bertindak,” terangnya.

Namun demikian, ia meyakini bangsa Indonesia dan negara dapat melewati persoalan tersebut. Hanya saja, ia berharap agar seluruh bangsa Indonesia juga semakin menebalkan rasa cinta tanah air dan peduli terhadap NKRI.

“Kita harus tingkatkan rasa nasionalisme kita untuk Bangsa kita. Harapan kita adalah cita-cita dan NKRI akan tetap utuh nanti. Apabila transglobalisme masuk ke negeri ini maka transnasional akan hancur,” tuturnya.

Terakhir, Letkol Didi juga meminta kepada seluruh bangsa Indonesia khususnya masyarakat Surabaya agar menghilangkan rasa takut terhadap aksi terorisme.

“Kita harus move on dari rasa takut teror itu. Karena kita harus tingkatkan rasa nasionalisme kita untuk bangsa kita,” tutupnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum di UNESA, Sarmini mengatakan bahwa persoalan radikalisme harus dilawan dengan serius oleh seluruh kalangan yang ada. Apalagi beberapa waktu yang lalu Surabaya telah mengalami serangan bom bunuh diri di tiga gereja sekaligus yang dikabarkan pelakunya adalah satu keluarga itu.

“Memang di beberapa minggu lalu Surabaya dan Jawa Timur diganggu dan ditakuti oleh teror, Gerakan teror itu harus kita lawan dan jangan takut untuk kita semua,” tegas Sarmini.

Ia berharap, acara diskusi yang juga disisipi agenda deklarasi tersebut tidak hanya menggaung di ruangan saja, melainkan ada implementasi nyata yang dilakukan dalam rangka menangkal radikalisme di Indonesia.

“Saya berpesan mudah-mudahan deklarasi ini tidak berhenti pada teriakan sore hari ini, tapi ada implementasi-implementasi dan ide-ide dari Mahasiswa untuk benar-benar memerangi aksi-aksi teror itu,” tutupnya. (ibn/red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *