Mahasiswa NTB Sepakat Islam Itu Bukan Teroris

by -5,465,586 views

MediaSiber.com – Ratusan Mahasisa dan Pemuda yang tergabung dalam Forum Masyarakat Nusantara (Fomnus) menggelar seminar nasional untuk menangkal paham radikalisme yang selalu menggunakan kedok agama untuk memperlancar gerakan mereka.

Apalagi selama ini, stereo type yang terbangun oleh sebagian masyarakat bahwa teroris selalu membawa label Islam, sementara islam sendiri sama sekali tidak mengajarkan kekerasan apalagi paham radikalisme.

“Kita harus setuju bahwa Islam bukanlah teroris, kita wajib bersyukur bahwa saat ini NTB tidak lagi menjadi zona merah lagi,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia Nusa Tenggara Barat (NTB), Saiful Muslim di Aula Wisma PGRI Jl. Kaktus No. 8 Gomong Mataram, Senin (23/4/2018).

Stigma negatif umat Islam yang selalu dikaitkan dengan kekerasan dan radikalisme dinilai Saiful lantaran umat Islam masih suka dikalah-kalahkan. Baik dari segi pendidikan dan sebagainya.

Maka dari itu, ia menekankan agar umat Islam harus mampu bersaing dengan umat agama lain dari aspek-aspek tersebut.

“Yang menjadi sebab, persoalan saat ini dimana Islam selalu menjadi pihak yang salah karena umat islam kalah di bidang pendidikan dan media masa, ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi di seluruh dunia. Sementara Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan,” tuturnya.

Untuk mencegah kekerasan dan paham radikalisme mendominasi di Indonesia, Kiyai Saiful mengajak seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia untuk terus menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan.

“Agar negara Indonesia tetap utuh maka kita harus terus menyuarakan kesatuan dan persatuan dan belajar tentang berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” seru Kiyai Saiful.

“Bahwa NKRI bediri di atas kesepakatan yang hanya ditandatangani oleh 8 orang tokoh tapi tokoh-tokoh ini sangat luar biasa, dan alhamdulillah sampai saat ini masih bisa kita nikmati,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Saiful mengatakan jika umat Islam Indonesia harus berbangga diri karena memiliki keistimewaan sebagai umat Islam maupun sebagai bangsa Indonesia. Berbagai perbedaan namun tetap bisa menjaga persatuan dan kesatuan merupakan bentuk anugerah yang tidak bisa diingkari.

“Di dalam deklarasi Surabaya, dilahirkan Islam jalan tengah yang tidak berpihak kemana-mana dan menolak faham radikalisme, bahkan Islam tengah telah juga diadopsi oleh negara lain yaitu Afganistan. Yang harus kita banggakan adalah begitu besarnya penduduk Indonesia dengan banyak suku dan agama tapi tetap masih bisa bertahan dengan dalam persatuan dan NKRI. Hal ini terjadi karena Indonesia dibangun di atas kesepakatan,” tuturnya. (ibn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *