Kita Berbeda, Tetaplah Saling Bertoleransi

by -2,817,615 views

Oleh Ayik Heriansyah

*Refleksi di hari Natal

Merayakan Natal secara tidak langsung juga merayakan toleransi, karena banyak perbedaan pendapat dan keyakinan tentang hari Natal. Perbedaan pendapat dan keyakinan sesama umat kristiani, maupun dengan umat non kristiani.

Terlepas dari itu semua, mari kita rayakan perbedaan dengan suka cita. Merayakan perbedaan bagian dari cara kita menerima takdir dan mensyukurinya.

Perbedaan merupakan takdir Tuhan yang mustahil kita lawan. Hadirnya agama-agama adalah takdir-Nya. Ternyata satu agama untuk seluruh umat manusia, bukan kehendak-Nya. Dia ingin ada banyak agama untuk umat manusia.

Membiarkan semua agama eksis apa adanya, selaras dan serasi dengan takdir Tuhan. Sekuat apa kita melawan takdir-Nya, sekuat itu kita terpental dan terpelanting, lalu terjerembab.

Tiap orang telah dibuat-Nya track masing-masing agar sampai kepada-Nya. Perjalanan menuju dan bersama-Nya, adalah perjalanan private yang tidak diketahui oleh orang lain, malaikat dan setan sekalipun. Sebab itu, jalan menuju-Nya sebanyak jumlah jiwa manusia.

Setiap orang menyimpan rahasianya dengan Tuhan. Biarkan setiap orang intim dengan Tuhan sesuai pengenalan dan keyakinan kepada-Nya. Tidak perlu kita kepoin. Jangan diusilin. Setiap orang berhak berdua-duaan secara sembunyi-sembunyi dengan Tuhan.

Setiap orang berhak berbisik-bisik dari hati nuraninya yang paling dalam kepada Tuhan, karena dengan itu hatinya menjadi terang. Kata Syaikh Ibnu ‘Athaillah: “Tempat terbitnya cahaya adalah hati dan sir. Cahaya yang tersimpan dalam hati sumbernya adalah cahaya yang datang langsung dari gudang-gudang kegaiban. Cahaya yang dengannya Dia menyingkapkan ciptaan-Nya kepadamu dan cahaya yang dengannya Dia menyingkapkan sifat-sifat-Nya kepadamu”

“Jika kau disingkapkan kepada sifat-sifat-Nya, kau akan melihat kekurangan segala sesuatu dalam kesempurnaan-Nya”, kata Syaikh Zarruq. Kita semua serba banyak kekurangan, karena Tuhan lah Yang Maha Sempurna.

Fokus kita adalah menetapi, menjalani dan menggelinding di track kita masing-masing hingga sampai kepada-Nya.

Karena kita semua, apapun agamanya adalah orang-orang yang dikasihi-Nya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *