MediaSiber.com – Menyikapi berbagai upaya tidak baik dari oknum kelompok yang mencoba memanfaatkan tempat ibadah sebagai ajang untuk menjelekkan pihak tertentu atas dasar kepentingan politik praktis, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan warga sekitar Masjid Al Muayyanah, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat menggelar silahturahmi dan sosialisasi agar warga tidak mudah terpengaruh gerakan politik berbungkus ibadah dan tausiyah, Minggu (11/3/2018).
DKM Masjid Al Muayyanah, sangat mendukung masyarakat yang ingin memakmurkan masjid. Hanya saja DKM menolak keras upaya politisasi masjid dengan kedok apapun.
Hal senada juga disampaikan oleh para pemuka agama Lingkungan Jatirasa Jatiasih, yang juga menolak keras politisasi tempat ibadah seperti halnya masjid dengan alasan dan dalih apapun, termasuk dengan gerakan sholat berjamaah, tausiyah dan sebagainya yang berkaitan dengan gerakan peribadatan namun bermotif utama politik praktis.
“Stop kompanye di masjid karena masjid sebagai sarana beribadah umat Islam dan jangan dijadikan tempat berpolitik praktis,” ditegaskan para pemuka agama dalam kegiaatan silahturahmi tersebut.
Politisasi masjid akan semakin marak dilakukan oleh kelompok masyarakat yang ingin memenangkan pasangan calon tertentu. Apalagi saat ini adalah tahun politik dimana pilkada dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia, sekaligus sebagai bagian dari barometer politik di Pilpres dan Pileg 2019 mendatang.
Penggunaan tempat ibadah sebagai sarana untuk mendulang suara rentan akan semakin marak dilakukan oleh oknum-oknum berkepentingan dalam urusan politik praktis. Dan sayangnya, dalam upaya gerakan tersebut pula, tak bisa dipungkiri akan adanya narasi untuk merendahkan atau menjelekkan pasangan maupun pihak lain yang bersebarangan dengan mereka secara politik. Sontak perpecahan akan menjadi sesuatu yang rentan sekali terjadi.
Untuk itu, DKM bahkan masyarakat di sekitar Masjid Al Muayyanah menggelar silahturahmi deklarasi dan sosialisasi stop politisasi masjid. Dan juga menyerukan kepada masyarakar agar menjadikan masjid sebagai sarana beribadah umat Islam, bukan malah dijadikan tempat berpolitik praktis. (red)