Depok – Kuttab Al Fatih telah lama berdiri di kota Depok, mengajarkan metode agama islam namun tidak didasari oleh kurikulum pendidikan bangsa. Pancasila tidak diperkenalkan, upacara bendera tidak lakukan. Hal itu mendapatkan sorortan dari warga Tugu Depok, Jawa Barat.
Hasil penelusuran yang telah dilakukan, diketahui bahwa sistem pendidikan di Kuttab Al Fatih mengadopsi model pendidikan yang diajarkan oleh nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat di masa kejayaan Islam. Mereka menggunakan al-Quran, hadist dan kitab-kitab ulama sebagai rujukun yang diaplikasikan menjadi kurikulum, mata pelajaran, materi pengajaran, metode pembelajaran, dan lain sebagainya dengan pertimbangan Dewan Syariah. Konsep tersebut terbilang mandiri dan memiliki banyak perbedaan dengan sistem pendidikan formal berbasis agama Islam seperti Madrasah Ibtidaiyyah (MI) negeri. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi kurikulum, siswa, pendidik, pembiayaan, sarana dan prasarana, serta hubungan dengan orangtua santri. Nilai-nilai keagamaan menjadi hal terpenting di Kuttab Al Fatih yang tidak bisa dipisahkan dari sistem pendidikan mereka dengan mengutamamakan keimanan, adab, al-Quran baru kemudian ilmu.
Karena itu Kuttab Al Fatih bisa dikatakan menjadi salah satu solusi dari kelemahan sistem pendidikan yang ada saat ini. Lembaga tersebut dianggap efektif untuk menumbuhkan manusia yang bijaksana karena pemahamannya terhadap ilmu pengetahuan diiringi dengan kesadaran adannya Tuhan Pencipta Alam, sehingga membuat santri mampu bertindak lebih hati-hati karena rasa tanggungjawab sebagai makhluk.
Namun tidak diperkenalkannya Pancasila adalah bahaya besar khususnya kepada anak-anak didik generasi bangsa. Dinas Pendidikan Kota Depok harus segera membekukan dna menutup PKBM Kuttab Al Fatih, melakukan karantina terhadap anak-anak yang telah bersekolah disitu untuk dididik ulang dan diberikan wawasan Pancasila dan kebangsaan.