Bicara Mencintai Tanah Air Indonesia, Romo Benny Susetyo : Salah Satunya dengan Semangat Bela Negara

by -1,115,520 views

JAKARTA—Antonius Benny Susetyo, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang juga merupakan pakar komunikasi politik, menyatakan opininya terkait serangan Rusia ke Ukraina dan bagaimana rakyat Indonesia menanggapi kemelut tersebut, dalam Episode ‘Jangan Julid Bae! Bersama Om Ben’ yang diluncurkan oleh Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN).

Dalam episode tersebut, Benny, sapaan akrab dari Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP tersebut, menyanggah ungkapan bahwa peradaban baru selalu dimulai dengan perang.

“Perang itu menghancurkan peradaban kemanusiaan, karena perang tidak akan membawa manusia kepada kesadaran akan perdamaian. Perang justru menghancurkan, bukan hanya kemanusiaan, tetapi juga jiwa raga kemanusiaan,” tegasnya.

Berkaitan dengan perang, saat muncul pertanyaan terkait kerugian terbesar dari adanya sebuah perang, Benny menjawab bahwa rakyat kecil, pada akhirnya, akan menjadi korban yang paling tidak berdaya.

“Perang membuat kehidupan dunia tidak lagi menjadi damai; harga menjadi naik, krisis kemanusiaan global, jutaan pengungsi akan menjadi beban dunia. Ini bukti perang adalah penghancur dunia dan mendorong dehumanisme, yang akhirnya akan membuat manusia jatuh,” ujarnya.

Mengomentari perihal rakyat Ukraina yang berbondong-bondong membela negaranya, Benny menyatakan bahwa rakyat dari suatu negara pasti akan membela negaranya saat diserang.

“Saat terjadi penyerangan terhadap suatu negara, itu adalah bentuk penghinaan terhadap negara tersebut. Maka, jiwa-jiwa bangsa akan bergerak dan mereka tidak akan menyerah,” jelasnya.

Benny pun menegaskan bahwa mesin-mesing perang yang canggih tidak akan membuat gentar jiwa-jiwa perjuangan dari rakyat negara yang diserang.

“Mesin perang hanya sebuah mekanisme; jiwa merdeka akan membuat perlawanan-perlawanan yang tidak terduga. Setiap warga negara wajib dan terpanggil membela negaranya, dan itu bagian dari iman suatu bangsa.”

Dalam opininya, Benny menyadari betul bahwa dunia maya dan sosial media memiliki andil yang besar dalam peristiwa ini.

“Ada perang informasi sekarang ini, bagaimana membangun kesadaran publik secara luas. Ada pro dan kontra dalam pemberitaan itu terjadi. Hal itu semua untuk kemenangan merebut simpati dari masyarakat,” jelasnya.

Menurutnya, sebagai warga negara Indonesia yang juga menjadi bagian dari masyarakat global, sebaiknya tetap memberikan berita yang obyektif.

“Sikap Indonesia sebaiknya adalah memberikan informasi dari dua pihak secara seimbang. Terkait dengan keberpihakan, itu hak dari para netizen,” katanya.

Terkait dengan keadaan Indonesia dan kesiapannya dalam menghadapi serangan perang, menurut Benny, Indonesia siap, baik dengan tenaga maupun sejarah perjuangannya.

“Perang bukan hanya mesin-mesin canggih, tetapi cinta negara sendiri. Kekuatan militan negara kita luar biasa. Mempertahankan negara dari semua agresi yang diluncurkan selama ini menunjukkan rakyat Indonesia kuat. Modernisasi dalam TNI pun sedang dilaksanakan,” serunya.

Sebagai penutup, Benny menanggapi pertanyaan tentang Indonesia yang tidak mewajibkan masyarakatnya mengikuti wajib militer.

“Ada program baru membangun tantara cadangan dengan sistem kesukarelaan. Kedepannya adalah bagaimana tantara cadangan melibatkan Aparatur Sipil Negara, mahasiswa dan masyarakat sipil. Hal inilah yang sedang digagas oleh Kementerian Pertahanan dalam membina kedisiplinan masyarakat, yaitu lewat pengembangan bela negara,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *