Benny Susetyo : Mencintai Pancasila, Selaras dengan Pemikiran Soekarno

by -964,764 views

Bandung – Staff khusus dewan pengarah  Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr Antonious Benny Susetyo  mengatakan bahwa pentingnya Keselarasan Pemikiran Soekarno dalam Pancasila guna mewujdukan Tata dunia Baru yang bebas Sara dan Kemiskinan di Jawa Barat.

Hal tersebut beliau sampaikan dalam paparan dan dialog  di acara Seminar Nasional GMNI Kota Bandung dengan judul “PANCASILA : Kemiskinan dan SARA di Jawa Barat” di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Jawa Barat pada Kamis (13/10/2022).

Seminar secara Luring ini dihadiri antara lain dihadiri Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonious Benny Susetyo, Sekretaris Dewan Pakar persatuan GMNI Dr Andy Talman Nitisastro, Direktur Deradikalisasi BNPT Prof Irfan Idris dan Penggiat Sosial Helvi Ariana Baskoro serta dihadiri oleh puluhan Ikatan Mahasiswa Halmahera, GMNI dari beberapa daerah di Jawa Barat, komunitas pengamen jalanan dan beberapa komunitas masyarakat lain.

Dalam pembukaannya, Ketua GMNI cabang Bandung menyatakan bahwa jika Pancasila hadir ditengah masyarakat maka sudah tidak ada lagi kemiskinan dan SARA.

“Di Jawa Barat mempunyai basis Islam yang besar, banyak pembangunan rumah ibadah lain termasuk gereja banyak yang ditolak masyarakat dan kelompok tertentu.” jelasnya.

Selanjurnya paparan pertama dari Staf Khusus dewan pengarah BPIP, Antonious Benny menyatakan radikalisme menurut mayes bahwa agama itu dapat dimodifikasi.

“Persoalan kemiskinan itu ada faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu Sukarno dahulu pernah mengajukan tata politik dunia baru. Jangan sampai sumber daya dikuasai oleh negara maju dan berkembang, maka ingat marhaenisme yaitu negara miskin tanpa produktivitas,” tegas Benny.

Lebih lanjut Benny menyatakan bahwa budaya itu saat ini dipopulerkan melalui gaya hidup di dunia sosial.

“Karena gengsi maka banyak orang yang memposting merk terkenal. Persoalan kita tentang kesenjangan sosial adalah karena ekonomi menjadi bagian yang tidak adil. Bagaimana implementasi Pancasila itu dapat diwujudkan dengan kebijakan, maka seharusnya Pancasila itu menjadi praktis ideologis. Cara kita mengatasi kesusahan ekonomi adalah dengan mendirikan koperasi dimana sistim di dalam masyarakat itu ambil bagian dalam koperasi dan memiliki alat produksi,” ujar Benny.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa Presiden Jokowi berusaha membangun negara sesuai sila ke 3 atau 5. Dewasa ini dapat dilihat perkembangannya di daerah terpencil sudah dibangun berbagai macam lumbung dan tempat makanan.

“Pak Jokowi juga mendorong Pancasila sebagai living ideologi dan working ideologi. Bagaimana caranya mengatasi kemiskinan secara impowering yaitu dengan menjadikan ideologi marhaen mempunyai nilai tawar agar menjadikan masyarakat menjadi semakin paham dan mencintai pancasila.” tegas Benny.

“Selain itu mendorong masyarakat untuk memiliki alat produksi, kedepannya produk masyarakat harus dijadikan prioritas dalam kebijakan.BPIP saat ini sudah membuat sistem ekonomi pancasila yang akan dipresentasikan G20 ini untuk menyongsong krisis global tahun depan,kita harus mempunyai ketahanan pangan. Kedaulatan pangan itu berarti kita harus mampu memproduksi makanan itu sendiri. Nilai persatuan hanya terjadi jika ada titik temu yaitu musyawarah mufakat. Jika ini diaplikasi maka kedepannya akan dimunculkan dalam Peraturan daerah.” lanjut Benny.

Benny mengatakan bahwa faktor kesenjangan sosial ini mudah dijadikan tema untuk membakar emosi bagi kaum radikal.

” Bagaimana mengatasinya? Ini berkaitan dengan konektifitas karena akses radikal mudah masuk ketika tradisi dimatikan.oleh karena itu seyogyanya budaya lokal harus dilestarikan, selain itu juga biasa diatasi dengan pembagian asset misal sertifikat untuk pemerataan kepemilikan.saat ini bagaimana momen G20 itu menjadi momen kita dalam forum antara negara maju dan berkembang.” tuturnya.

Benny menilai bahwa saat ini waktunya kita membuat ide Soekarno mengenai trisakti diwujudkan di dunia baru untuk membuat keseimbangan.

“Siapa yang menguasai teknologi informasi maka dia akan menguasai dunia. Oleh karena itu mari adik GMNI untuk menguasai bidang ini untuk menciptakan tata dunia baru yg seimbang.” tutup benny.

Senada dengan itu Direktur deradikalisasi BNPT Prof Irfan Idris menyatakan bahwa sesuai dengan hasil penelitian BNPT dengan sample penelitian sebanyak 22 orang dapat  disimpulkan kenapa orang menjadi  terorisme ada 3 hal yaitu :
( 1) keterbatasan pengetahuan
(2) kemiskinan 
(3) kekecewaan

Baik terhadap kebijakan negara maupun keadaan yang menimpanya.

“Seseorang di doktrin menjadi teroris ketika melihat kelemahan seseorang. Tidak semua orang yang ditemui akan didoktrin.tetapi dilihat apakah kelemanhannya dapat disusupi faham radikalisme. Bibit intoleran sudah mengakar kuat di indonesia sejak dahulu kala dengan adanya DI TII dan organisasi agama lain.yang paling banyak ada yaitu di Jabar, Banten dan Lampung.” ujar Irfan.

Menurut irfan lagi ketika ada narasi di medsos yang menggantikan negara kita menjadi khilafah, yang tidak mengakui keberagaman maka disitulah akar dari terorisme muncul.pelibatan pemberantasan terorisme melibatkan seluruh masyarakat Indonesia.

“Bagaimana tugas GMNi sekarang? Yaitu dengan mencerahkan pandangan masyarakat agar tidak mudah terdoktrin dan termanipulasi oleh narasi radikalisme. Terorisme hanya menggunakan agama sebagai alat utk mendapatkan massa sebagai  teroris.menurut ahli alat yang efektif untuk menangkal teroris adalah melalui kearifan lokal.

Selanjutnya penggiat sosial, Helvi Ariana Prakoso menyatakan setuju bahwa kita harus mengimplementasikan Pancasila. Bagaimana kita harus bergotong royong saling membantu mengatasi kemiskinan dengan tindakan.

“Berbicara kemiskinan, hal itu akan selalu ada,apa yang harus kita lakukan ketika melihat situasi seperti itu dan pendekatan individial harus kita lakukan ketika kita mengadopsi suatu wilayah untuk pemberantasan kemiskinan. Semua harus dilakukan kolaborasi bersama antara pengusaha,akademis dan lain-lain. Kita harus membangun negara dari perbedaan yg ada menjadi satu kesamaan yang dapat menggerakkan kita bersama-sama. Masyarakat membutuhkan jawaban dan pembuktian dari kita untuk memberikan kepedulian terhadap mereka,” kata Helvi dalam paparannya.

Dalam paparan keempat Sekretaris Dewan Pakar Persatuan Alumni GMNI, Indra Talman menyatakan bahwa pancasila jauh hidup sebelum hidup kerajaan Majapahit dan merupakan keberlangsungan dalam plurarisme, pemberian istimewa dari tuhan untuk masyarakat Indonesia.

“Mengakui Bung Karno sebagai penggali Pancasila merupakan salah satu bentuk menghargai Pancasila juga. Yang harus dipahami dari Pancasila adalah nilai luhurnya. Pancasila harus dibangun sesuai dengan landasan ideologinya yang anti penjajahan dan anti pertuanan. Setelah settle maka kita membuat sistem ekonomi berdikari. Hal itu berarti  kita berani berdiri sendiri tetapi tidak melepas modal asing untuk produksi,” ujar Talman.

Lebih lanjut Talman menjelaskan gagasan awal beliau adalah dengan membangun learning society di endorse comunity development yang merupakan satu terobosan.

“Disana kita dapat belajar bersama tanpa memandang suku ras dan agama mengenai pancasila.masalah pembelajaran itu bisa menjadi penangkal untuk radikalisme yang sudah terlanjur masuk di tubuh aparatur negara karena kondisi kondusif. Tugas kita beranikan diri utk bicara lantang melawan terorisme dengan lancar dan intelektual.”ujar Talman.

Selain itu dalam tanya jawab Romo Benny memberikan jawaban terkait tanggapan faktor terorisme yang dipengaruhi oleh ideologis dlm konteks yang tidak luas.ketika tafsir otoritas itu kuat. Maka kepentingan akan muncul.agama itu harus diambil inspirasi batin bukan aspirasi kepentingan pribadi.

Selain itu menjawab dari penanya lain tentang teknologi beliau menjelaskan bahwa Teknologi sarana merajut kemanusiaan, mewujudkan informasi dan nilai tambah tetapi hal ini bahaya jika teknolgi menjadi alat yang didewakan dan manusia kehilangan kemanusiannya.ketika manusia menjadi anonim maka itu bisa menghancurkan sisi kemanusiaan. Budaya membaca kita tidak ada. Ini menjadi instan.

“Kita lihat dibahasa twitter,itu terjadi kedangkalan-kedangkalan menghilangkan kepakaran itu sebab hilangnya pendidikan literasi. Untuk mencegah itu pentingnya pendidikan literasi dari keluarga. Selain itu mulai sekarang kita harus menggalakan pendidikan ekonomi Pancasila guna menghidupkan kembali pemikiran sukarno di masa lalu demi kemajuan dunia.” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *