Teroris Manfaatkan Medsos untuk Gerilya

by -1,122,425 views

Jakarta – Internet kerap digunakan teroris untuk mempromosikan ideologi dan kebencian, mayoritas dilakukan di platform media sosial.

Media sosial kini fungsinya disalahgunakan untuk menyebarkan aktivitas yang berhubungan dengan kelompok teroris / radikal karena sifatnya yang terbuka untuk umum.

Pasalnya, ribuan akun di media sosial telah terafiliasi dengan gerakan terorisme. Dari hasil temuan yang berhasil ditelusuri media sosial khususnya facebook dan telegram kerap di manfaatkan dalam penyebaran paham radikal seperti pemahaman yang menganggap pemerintahan demokrasi adalah kafir.

“Yang paling parah, akun facebook dan telegram dimanfaatkan sebagai sarana untuk perekrutan para pelaku amaliyah yang akan melakukan aksi teror,” demikian disampaikan Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) Willy Prakarsa, hari ini.

“Kelompok teroris juga mendoktrin pengikut-pengikut barunya yang arahnya Polisi itu ‘Thogut’,” kata dia lagi.

Dijelaskannya, mereka juga melakukan agitasi dan propaganda di medsos. Maka itu, pihaknya meminta semua pihak untuk menggunakan platform media sosial secara baik, sehat dan positif.

“Akun yang berpotensi terkena virus radikalisme dan terorisme harus dibredel habis. Lakukan profilling dan tangkap mereka, jangan tunggu virus menyebar baru dilakukan penindakan,” sebutnya.

Sementara itu, pakar siber dan digital forensik, Ruby Alamsyah mengakui bahwa media sosial menjadi habitat baru kelompok teroris untuk menyebarkan pemahaman mereka ke publik.

“Karena sesuai dengan tujuan mereka. Platform media sosial itu untuk publik, digunakan banyak orang,” kata dia.

Dikatakannya, dengan memanfaatkan media sosial yang sudah ada, hal itu juga dianggap cukup untuk melakukan misi mereka, misalnya propaganda atau menjaring massa.

“Jadi, daripada membuat platform sendiri, yang terbatas, mereka menganggap media sosial untuk publik cukup untuk melakukan misi seperti propaganda, menjaring massa,” kata Ruby.

Platform media sosial yang disebut di atas selain memiliki jumlah pengguna yang banyak juga memiliki fitur yang dapat digunakan untuk membuat kelompok tertutup.

“Kalau closed network seperti memakai private channel atau grup, data hanya bisa dilihat anggota saja,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *