Ucapan Neta S Pane ke Polri Dinilai Tendensius, Aktivis HMI Ingatkan agar Bijak dalam Mengkritik

by -1,681,122 views

Jakarta – Pengurus HMI Cabang Pusat-Utara Periode 2014-2015 Joko Apriyanto menyakini Polri bersikap profesional dalam menuntaskan kasus kematian Nasrudin Zulkarnaen yang kembali disuarakan mantan Ketua KPK Antasari Azhar.

Namun, Joko menyayangkan jika ada pihak seperti Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane yang langsung memojokkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan yang nampak terkesan tendensius dan provokatif. Hal ini, kata Joko, bisa berbuah dalam pembunuhan karakter institusi Polri dengan menciptakan stigmatisasi dan menyebarkan kebencian kepada khalayak.

“Pernyataan Neta kerap tendensius jika berhubungan dengan Polri. Memang sejatinya lebih mudah mengkritik daripada dikritik. Kritikan yang kita keluarkan, sebaiknya membangun bukan menyudutkan,” ungkap Joko, Sabtu (5/2).

Lebih lanjut, Joko meminta agar tidak ada oknum yang sengaja memperkeruh dan memanasi suasana yang saat ini tenang kembali bergejolak menjadi gaduh. Kata dia, percayakan saja kasus tersebut kepada Polri yang sudah diberikan mandat oleh UU.

“Lebih baik jika dalam menyampaikan kritikan mengecek terlebih dahulu baru menyimpulkan, jangan langsung dipublikasikan. Sekaliber Neta pasti banyak kenalan petinggi Polri, sampaikan saja pesannya. Jangan langsung menyerang begitu dan terkesan tendensius,” jelasnya.

Masih kata Joko, semua pelaporan masyarakat harus diterima dan dilayani, setelah dipelajari kasus nya baru disimpulkan oleh Polri. Sesuai motto baru Polri yaitu Promoter (Profesional, Modern dan Terpercaya) Polri harus lebih berhati-hati dalam menyimpulkan semua permasalahan yang terjadi. Dia berharap masyarakat mendukung korps Bhayangkara itu guna mewujudkan Polri yang promoter tersebut.

“Jadi jangan serta merta disimpulkan terlebih dulu. Dalam setiap kasus yang dilaporkan masyarakat, Polri pasti pelajari dan kaji terlebih dulu. Jangan berpikiran aneh-aneh lah,” tuturnya.

Lebih jauh, Joko berharap, IPW sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang concern terhadap Korps Bhayangkara, dapat menjaga nama baik Polri. Joko kembali mengingatkan agar belajar dari ilmu teko, teko itu mengeluarkan air apa yang ada didalamnya. Dalam teko air putih yang keluarpun air putih, dalam teko kopi yang keluarpun kopi, dalam teko susu yang keluarpun susu. Begitu juga dengan lisan, hati yang kotor maka akan mengeluarkan kata-kata yang kotor, sebaliknya hati yang bersih akan mengeluarkan kata-kata yang bersih pula.

“Jangan sampai nama baik yang sedang dibangun, hancur karena masalah yang belum diklarifikasi. Belum tentu kita yang mengkritik lebih baik daripada orang yang dikritik. Jadi pesan saya, bijaklah dalam mengkritik,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *