Tanamkan Nilai Pancasila pada Generasi Muda Tangkal Radikalisme

by -2,044,223 views

Jakarta – Kemerdekaan yang sekarang ini diraih melalui suatu perjuangan panjang dan berat, dengan titik puncaknya dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. 

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol. Andry Wibowo, mengajak semua pihak untuk menanamkan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak diraih oleh satu kelompok saja melainkan banyak pihak yang tersebar diseluruh wilayah ini.

“Itu adalah fakta sejarah yang harus betul-betul ditanamkan dalam individu masing-masing pemuda,” ungkap Andry.

Hal itu mengemuka saat diskusi kebangsaan bertema “Posisi dan eksistensi mahasiswa, pemuda untuk mengaktualisasi semangat Pancasila dalam napas gerakan” yang diinisiasi Youth Movement Institute (YMI) di Resto Balphus Jl. Balai Pustaka No. 4 A-B Rawamangun Jakarta Timur, Selasa (21/3).

Selain Andry, turut hadir narasumber lainnya Dosen FISIP Hubungan Internasional dan Wakil Sekertaris Hubungan Luar Negeri DPP Golkar Dr. Jerry Sambuaga, Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ari Juliano Gema, dan Ketua GMKI Jakarta Agung Tam Tam Sanjaya. Diskusi yang dipandu Presidium LIMA-PJ Reza Malik dihadiri ratusan BEM, Senat, dan OKP.

Disebutkan dia, musuh Pancasila tidak hanya komunis tetapi juga radikalisme, fundamentalisme, dan ekstrim liberalisme. Setiap negara menganut ideologi masing-masing dan Pancasila hadir sebagai ideologi besar yang harus ditanamkan dalam jiwa, dan dijaga.

Dia mencontohkan Yugoslavia runtuh karena ideologinya tidak dijaga dan dihancurkan. Maka dari itu, pihaknya harus menjaga ideologi agar bangsa tetap kuat dan bangsa menjadi maju.

“Jangan sampai kita mengalami krisis ideologi yang dapat mengancam keutuhan bangsa. Persatuan pemuda dan mahasiswa harus tetap terjaga dan solid dalam menjadi agen perubahan,” kata Andry.

Lebih lanjut, dia mengingatkan agar pemuda harus cermat dalam melihat situasi, jangan sampai terdoktrin oleh kepentingan-kepentingan yang radikal dan fundamentalis yang dapat merusak persatuan dan kesatuan pemuda. Pancasila merupakan dasar ideologi yang menanamkan nilai-nilai kebebasan yang beketuhanan, dan kebudayaan dan berketuhanan.

“Apabila ideologi kita terganggu, maka tidak ada stabilitas ekonomi, stabilitas hukum, dan stabilitas politik. Maka dari itu jaga dan pertahankan ideologi besar kita yaitu ideologi Pancasila,” sebutnya.

Pancasila Harus Jadi Pandangan Hidup Mahasiswa

Presidiun YMI Tanggon NM menilai masyarakat awam melihat mahasiswa sebagai tempat sebuah harapan akan sesuatu perubahan mereka gantungkan. Secara garis besar setidaknya ada tiga peranan mahasiswa yaitu peranan moral, social dan intelektual. Dia berpesan agar setiap mahasiswa harus bersinergi, berfikir kritis dan bertindak kongkrit, untuk segera bersama-sama menjadi pelopor dalam pembaharuan kehidupan bangsa dan bernegara.

“Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian yang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan yang dapat diterapkan, dikembangkan, dan diupayakan penggunaanya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat,” paparnya.

Kata Tanggon, untuk memfilter berbagai pengaruh negatif globalisasi, dalam pendidikan perlu dikembangkan konsep dan implementasikan yang didasarkan oleh nilai-nilai Pancasila dan agama. Maka itu, lanjut dia, Pancasila harus menjadi pandangan hidup generasi muda.

“Pandangan hidup mengandung konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa, tersirat pikiran-pikiran terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik, yang akan membawa hidup dan kehidupan bangsa pada tujuan bersama,” terang dia.

Disebutkannya, dalam banyak hal keterlibatan gerakan mahasiswa, terutama dalam gerakan politik banyak mendapat pengaruh dari kondisi domestik maupun global. Eksistensi politik Gerakan Mahasiswa muncul ketika kebutuhan tersebut hadir. Apalagi di barisan bawah gerakan-gerakan yang disponsori belum terakomodasi menjadi kekuatan perubahan yang signifikan.

“Gerakan Mahasiswa mulai membentuk suatu elit, sehingga merasa berperan dalam kemungkinan terjadinya transformasi sosial yang lebih luas,” ujarnya.

Dilihat dari segi positifnya, tambah dia, peranan pemuda terhadap kemajuan bangsa sudah membaik, misalnya dengan memenangkan kompetisi antar negara. Dengan pemuda menjadi pemenang atau hanya berpartisipasi, itu sudah menjadi peranan dalam kemauan bangsa.

Kunci Keberhasilan: Jangan Lupakan Sejarah Perjuangan Founding Fathers

Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ari Juliano Gema mengutip pernyataan Bung Karno agar jangan sekali-kali melupakan sejarah. Sebab, sejarah sangat penting untuk mengetahui begaimana jerih payah founding fathers yaitu Bung Karno memperjuangkan kemerdekaan bangsa yang berideologi Pancasila.

“Sejarah sangat penting untuk mengetahui jerih payah founding fathers kita yang perjuangkan kemerdekaan,” kata dia.

Ari mengaku bahwa saat ini banyak sekali penerus-penerus Bung Karno. Contohnya Dr. Gamal berumur 25 tahun tapi sudah dikenal di seluruh dunia dan diberikan penghargaan di Inggris karena inisiatifnya dalam membuat klinik dengan pelayanan menukarkan sampah. Nadiem Makarim yang terkenal karena terobosannya membuat aplikasi gojek sehingga mempermudah masyarakat yang butuh transportasi dengan nilai perusahaan 17 triliun diusia 38 tahun.

Kendati demikian, Ari menghimbau kepada pemuda untuk tetap menanamkan nilai dasar Pancasila yaitu gotong royong. Dengan menanamkan budaya gotong royong, maka tidak bisa dipungkiri akan ada salah satu dari bangsa ini yang dikenal mendunia yang dapat memajukan bangsa.

“Sebenarnya kegagalan bangsa ini dipicu oleh 2 faktor yaitu faktor kemalasan, dan tidak mau belajar. Apa lagi ogah belajar tentang nilai-nilai Pancasila,” jelasnya.

Pancasila Harus Dijadikan Panduan Gerakan

Ketua GMKI Jakarta Agung Tam Tam Sanjaya memastikan bahwa para founding fathers telah berjuang membentuk Pancasila. Istilah Pancasila pertama kali lahir di kerajaan Majapahit yaitu mpu prapanca yang berarti 5 sila. Pancasila merupakan ideologi yang harus ditanamkan disetiap insan.

“Mahasiswa merupakan penerus bangsa, harus menjadi penerus yang positif, jangan meneruskan yang negatif. Oleh karena itu Pancasila perlu diposisikan sebagai dasar setiap mahasiswa,” sarannya.

Masih kata Tam-Tam, pemahaman dan kesadaran terbentuknya Pancasila, masih kurang dipahami oleh setiap pemuda, dan pengaktualisasiannya pun kurang dijalankan karena kebanyakan masih berfikir hedonisme, apatisme, dan pragmatis. Oleh karena itu, kata dia, yang harus dilakukan adalah pahami dan mengerti Pancasila dengan sebaik-baiknya, sebagai mahasiswa harus paham tri darma perguruan tinggi dan tidak dijadikan simbol saja.

“Pancasila harus dijadikan panduan dan landasan gerakan,” ucap dia.

Pancasila Solusi Kompromi Politik ditengah Isu Radikal

Wakil Sekertaris Hubungan Luar Negeri DPP Golkar Dr. Jerry Sambuaga memandang Pancasila adalah nafas gerakan bagi mahasiswa yang intelektual. Karena saat ini banyak isu aktual yang berhubungan dengan Pancasila dan gempar di akhir-akhir ini khususnya di DKI bertepatan dengan pemilihan Kepala Daerah maka perlu pemahaman kembali bagi kaum muda mengenai pentingnya Pancasila sebagai ideologi gerakan.

“Pancasila merupakan dasar negara, dan tidak patut untuk dipermasalahkan karena sudah melekat dan menjadi dasar negara kita. Sayangnya masih banyak yang belum paham untuk mengaktualisasikan setiap sila di Pancasila tersebut,” cetusnya.

Dikatakan Jerry, Pancasila hadir sebagai suatu kompromi politik yang akan mempersatukan negara Indonesia. Namun penafsiran ke hal-hal ekstrim masih saja terjadi saat ini. Maka dari itu, harus pahami betul bahwa Pancasila merupakan jalan tengah untuk mempersatukan bangsa dan negara. Dalam konstitusi, kata Jerry, sangat jelas tidak berlandaskan pada satu agama saja, ataupun hal-hal yang sekuler, tapi berlandaskan dan berideologi Pancasila.

“Pancasila merupakan solusi kompromi politik ditengah munculnya berbagai isu radikal,” sebutnya.

Jerry melanjutkan perlu juga menanamkan nilai-nilai kompromi, toleransi sejak dini, karena jika hanya belajar dan didapatkan di materi pendidikan maka tidaklah cukup. Contoh nyatanya masih banyak sahabat-sahabat yang di Indonesia bagian timur merasa tidak dianggap sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

“Kita harus lebih tolerir, lebih mengutamakan jalan tengah, dan pancasila dijadikan instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk menyatukan masyarakat,” tukasnya.

1 Juni Jadi Momentum Tumbuhkan Nilai-Nilai Pancasila

Presidium Lima-PJ Reza Malik menyampaikan saat ini semua mahasiswa punya beban tanggung jawab mengembalikan citra mahasiswa ke kastanya yang tertinggi yakni kaum intelektual yang berperan sebagai agent of change di masyarakat. Setuju atau tidak, semua mahasiswa harus sepakat bahwa mereka itu merupakan suatu elemen masyarakat yang unik.

“Kuantitas mereka tak seberapa di masyarakat, namun sejarah menunjukkan bahwa jumlah yang tak seberapa itu mampu memberikan angin perubahan yang besar,” ucapnya.

Dijelaskannya, dinamika kehidupan bangsa ini terus berganti dan berubah sesuai zamannya, namun ada satu yang pasti yang tak akan pernah berganti, yaitu idealisme mahasiswa. Mahasiswa punya idelisme yang tak akan berganti dan termakan zaman, kokoh bagaikan batu karang.

“Ciri khas mahasiswa, semakin ditantang mereka semakin bersemangat menunjukkan idealismenya yang tercermin dalam eksistensinya,” tuturnya.

Kata dia, langkah pemerintah untuk menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila juga dinilai merupakan momentum bersejarah yang dapat menjadi titik awal dalam menumbuhkan kembali nilai-nilai Pancasila. Dengan menetapkan 1 Juni sebagai hari peringatan lahirnya Pancasila, bangsa Indonesia dapat merenungkan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam tiap butir Pancasila.

“Di zaman globalisasi sekarang peranan generasi muda terutama dalam mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan masyarakat menjadi semakin surut.
Secara khusus persoalan generasi muda dengan eksistensi jiwa mudanya semakin meninggalkan nilai-nilai Pancasila,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *