Pengajian Blusukan Edisi 4: Agama Harus Dipraktikkan sebagai Alat Penjaga Kebhinnekaan

by -1,668,494 views

Jakarta – Ketua Forum Komunikasi Ulama dan Masyarakat (Forkum) Gus Sholeh Mz menilai saat ini agama kerap digunakan dengan pendekatan yang konfrontatif. Hal tersebut akhirnya menimbulkan gejolak antarkelompok.

Seharusnya, kata Gus Sholeh, agama dipraktikkan dengan pendekatan yang promotif. Artinya, agama sebagai alat untuk menjaga kebhinnekaan.

“Agama sering kali tidak dijalankan dengan pendekatan promotif. Ini yang akhirnya membuat gejolak, apalagi dengan yang berbeda agama. Jangan juga jadikan agama sebagai barang murah untuk mengejar target politik, sekarang ini sudah dicampuradukkan dengan Pilkada Jakarta dan malah sudah over dosis,” ungkap Gus Sholeh.

Hal itu disampaikannya saat pengajian blusukan edisi ke 4 yang di inisiasi Aliansi Masyarakat Dan Pemuda Pendukung Ahok – Djarot (Ampe2aja) bersama Majelis Ta’lim “Darul Mulhlasin” di Ulul Jami Pesanggrahan Jakarta Selatan, Kamis (16/3).

Lebih lanjut, Gus Sholeh mengaku miris dengan fenomena saat ini hanya gara-gara Pilkada sesama muslim sudah saling mengkafir-kafirkan hingga menolak untuk mensholatkan jenazah yang dipasang disejumlah masjid.

“Ini kalau tidak di sholati jenazahnya, yang tanggung dosanya sekampung lho Ibu-ibu. Spanduk demikian ini menyesatkan,” kata Gus Sholeh dihadapan jamaahnya.

Masih kata Gus Sholeh, spanduk-spanduk demikian ini sudah sangat mengkhawatirkan sekali. Betapa jahatnya politik sampai terpecah sampai seperti ini. Padahal, kata dia, pesta demokrasi yang digelar tiap lima tahun sekali ini mempunyai asas langsung umum, bebas, rahasia dan jujur, adil.

“Jangan hanya gara-gara Pilkada saja, kita jadi terpecah seperti ini. Biarlah hak politik masing-masing kepada individu nya, jangan dicampur adukan dengan persoalan agama. Pilihlah yang sudah terbukti dan teruji, bukan sekedar janji,” sebutnya.

Gus Sholeh melanjutkan Tasamuh atau sikap toleransi yang saling menghargai terhadap sesama muslim sangat dianjurkan dalam Islam. Tasamuh akan mempererat silaturahmi sebagai salah satu kekuatan dalam menjaga persatuan di tengah umat. Bahkan, di Islam sendiri mengajarkan bahwa sesama muslim harus bersatu serta tidak boleh bercerai-berai, bertengkar, dan bermusuhan. Karena sesama muslim adalah saudara. Terhadap pemeluk agama lain saja juga diperintahkan bersikap tasamuh, apalagi sesama muslim.

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu, sehingga mencintai saudaranya (sesama muslim) sebagaimana mencintai dirinya sendiri,” tambah dia.

Lebih jauh, Gus Sholeh menyebutkan contoh banyak orang memutuskan silaturahmi hanya gara-gara pilihan dalam proses pilkada. Seharusnya, lanjut dia, walau beda pilihan, tapi silaturahmi tidak boleh putus.

“Semua calon itu adalah putra terbaik di daerah kita. Jika ada sedikit perbedaan, jangan sampai menimbulkan perpecahan umat dan merusak silaturahmi,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *