Geruduk DKPP dan Ombudsman, Massa Desak Ratna Dewi dan Suaminya Dipecat

by -2,148,776 views

JAKARTA – Ratusan massa aksi yang mengatasnamakan diri Jaringan Aktivis Mahasiswa dan Pemuda kembali menggelar aksi unjuk rasa untuk mendesak, agar salah satu Komisioner Bawaslu yakni Ratna Dewi Pettalolo.

Dalam aksinya, mereka mendesak agar Presiden Joko Widodo mengambik sikap tegas terhadap Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI untuk segera mencopot Ratna Dewi karena dianggap sudah tidak netral lagi dalam menjalankan tugasnya sebagai petinggi salah satu lembaga penyelenggara pemilu tersebut.

“Mendesak Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu RI agar segera mencopot Ibu Ratna Dewi Pettalolo,” kata koordinator aksi, Aji Miharji dalam statemennya di Jakarta, Senin (17/12/2018).

Selain meminta DKPP untuk memecat Ratna Dewi, Aji juga menyatakan bahwa pihaknya pun meminta kepada Presiden Joko Widodo agar bersikap tegas dalam rangka upaya menjaga Pemilu 2019 tetap stabil dengan keberadaan stakeholder yang berkepentingan adalah sosok yang berintegritas dan kredibel.

“Mendesak Presiden Jokowi RI segera copot Ratna Dewi Pettalolo karena telah melanggar kode etik Bawaslu,” tegasnya.

Alasan yang sangat mendasar mengapa Jaringan Aktivis Mahasiswa dan Pemuda Nusantara mendesak agar Ratna Dewi Pettalolo dipecat adalah sikapnya yang menganggap bahwa Reuni Akbar Mujahid 212 yang digelar di Monas, Minggu (2/12) lalu tidak ada muatan politik dan kampanye Pilpres.

Padahal menurut Aji, apa yang digelar oleh panitia Reuni yang terdiri dari unsur GNPF Ulama pimpinan Yusuf Muhammad Martak, PA212 pimpinan Slamet Maarif dan FPI pimpinan Ahmad Sobri Lubis adalah jelas agenda politik praktis. Apalagi dalam fakta lapangan jika para penggagas dan penanggungjawab acara Reuni tersebut merupakan orang-orang yang menjadi bagian penting dalam upaya pemenangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

“Aksi reuni 212 kemarin memang merupakan aksi politik berkedok aksi agama. Hal ini terlihat dari koordinatornya bernama Muhammad Yusuf Martak yang merupakan anggota Dewan Pengarah Tim BPN Prabowo-Sandiaga. Wakil II nya adalah Slamet Maarif yang merupakan Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga Uno, dan Wakil I nya adalah pendukung Prabowo-Sandiaga Uno yang bernama M. Al Khaththath alias Gatot Saptono,” jelas Aji.

“Masyarakat bingung melihat komisioner Bawaslu ini, apakah dia benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu dengan apa yang terjadi saat aksi reuni 212 kemarin,” lanjutnya.

Tidak hanya di situ saja, Aji juga menilai sikap Ratna Dewi tersebut wajar ketika ditemukan fakta bahwa suami Komisioner Bawaslu tersebut adalah salah satu pegiat Reuni Akbar Mujahid 212.

“Tanpa sengaja bukti digital ditemukan bahwa suami Dewi Pettalolo yang bernama Sofyan Farid Lembah merupakan bagian dari acara Reuni 212 tersebut dan sekaligus berpotensi menjadi motif dibalik pernyataan sepihak bahwa tidak ada kampanye di Reuni 212,” tutur Aji.

Maka dari itu, Aji juga mendesak kepada Ombudsman RI segera mencopot suami Ratna Dewi Pettalolo yakni Sofyan Farid yang diketahui dalam kapasitasnya sebagai Kepala Ombudsman Sulawesi Tengah.

“Kepala Ombudsman RI harus mencopot Sofyan Farid Lembah dari jabatannya sebagai Kepala Ombudsman Sulawesi Tenggah,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *