Forkum Rindu Bangsa Indonesia yang Ramah & Santun

by -1,340,270 views

Jakarta – Forum Komunikasi Ulama dan Masyarakat (Forkum) mengaku merindukan bangsa Indonesia yang dikenal ramah dan santun. Dan memiliki adat budaya yang beraneka ragam dan Islam yang saling menghormati satu sama lain.

“Menjadi muslim tidak harus melepas indentitas kenusantaraan. Mari kembali ke jatidiri Indonesia sebagai warga negara yang santun dan tidak suka marah-marah. Tidak sedikit-sedikit teriak kafir, dajjal, setan, iblis, gantung dan babi. Itu semua ciptaan Allah jangan dicelah, hewan saja tidak boleh celah apalagi manusia,” ungkap Ketua Forkum Gus Sholeh Marzuki, saat pengajian kebangsaan bersama Jamaah Pengajian Pendukung Ahok Djarot (Jampe2aja) di basis massa Front Pembela Islam (FPI) Jl Batu Keramat, Kelurahan Batu Ampar, Kramat Jati Jakarta Timur, Selasa (11/4).

Lebih lanjut, Gus Sholeh mengajak muslim yang ada di Jakarta khususnya agar matang dalam berpikir dan berpendapat, mampu melihat dan menghargai sesama sekalipun beda etnis, beda agama dan seterusnya.

“Saat ini harus diakui Indonesia sedang dilanda krisis ormas radikal,” ucap dia.

Dikatakannya, mereka dengan tanpa rasa bersalah berteriak bunuh, gantung dan kalimat-kalimat yang tak pantas dilontarkan di tempat umum dan juga teriak-teriak revolusi gulingkan pemerintahan. Di masjid-masjid, isi khutbah sudah penuh dengan pesan dan doktrin politik. Persis seperti cerita konsultan Anies Sandi, memang tidak partisan dan secara jelas menyebut nama politisinya, tapi diarahkan dengan doktrin terukur.

“Masjid itu rumah Allah bukan rumah pro Anies, beda pilihan politik saja sudah ogah sholati,” sebutnya.

Gus Sholeh menyakini saat ini pihaknya masih punya harapan Indonesia nantinya bisa terbebas dari teroris dan seruan khilafah yang terus merongrong Pancasila dan kebihnekaan. Karena masih ada Islam Nusantara yang siap menjadi benteng terakhir kerukunan serta kedamaian di Indonesia.

“Lebih parah lagi berkembang ideologi yang salah kaprah di Indonesia, masa bilang ‘darahnya haram’ kalau beda ideologi,” ucapnya.

Selain itu, Gus Sholeh juga mengapresiasi langkah partai Islam baik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang akhirnya memutuskan mendukung paslon nomor 2 Basuki Djarot.

“Alhamdulillah, PPP & PKB bisa bersatu untuk memberikan dukungannya kepada Basuki Djarot. GP Ansor sendiri juga tegaskan tidak akan memberikan dukungannya kepada paslon yang didukung ormas radikal,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *