BEM SI Diingatkan Waspadai Penunggang Gelap Demo 121

by -1,679,819 views

Jakarta – Aktivis 98 tergabung dalam Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) mengingatkan kepada Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang rencana akan menggelar aksi demonstrasi menamakan “Aksi Bela Rakyat 121” Kamis besok (12/1) agar tidak terjebak dengan kepentingan politik yang menungganginya.

Menurut Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, seharusnya sebelum melakukan aksi/gerakan, mahasiswa bisa bercermin dengan gerakan mahasiswa pada zaman dulu yakni sebelum melakukan gerakan mahasiswa lebih memintangkan kajian-kajian dan dialog tidak ujug-ujug membuat seruan Reformasi jilid II.

“Adik-adik mahasiswa khususnya BEM SI agar waspadai penunggang politik di aksi kalian. Dulu, sebelum demo kita bertemu dan berdiskusi dengan masyarakat. Dengan cara ini mahasiswa sudah tahu kondisi masyarakat dan apa sebenarnya yang dibutuhkan masyarakat. Galang dulu dukungan juga dari masyarakat, selanjutnya sampaikan dialog ke wakil rakyat. Demo sah-sah saja, Indonesia negara demokrasi kok,” kata Willy hari ini.

Selain itu, lanjut dia, dalam melakukan gerakan harus menanamkan idealisme dan harus jelas juga tujuan gerakan serta apa yang akan diperjuangkan dari gerakan tersebut.

“Gerakan mahasiswa tergantung refleksifitas kita, tujuan dan keberpihakan mahasiswa mau kemana. Konsolidasi demokrasi harus dikawal menuju pendewasaan. Jangan dikit-dikit revolusi, reformasi, evaluasi dulu sebelum bertindak. Hati-hati dengan penunggang gelap,” katanya.

Lebih lanjut Willy menyebutkan bahwa lebih dari 50 persen aksi/gerakan mahasiswa saat ini sudah ditunggangi berbagai kepentingan. Bahkan aksi/gerakan sudah menjadi komoditas dengan alasan agar bisa dapat uang untuk kepentingan perut.

“Gerakan mahasiswa yang ditunggangi ini tidak jelas. Mereka tidak mengetahui secara jelas apa yang sedang diperjuangkan. Kalau menurut saya, apa yang diteriakan cenderung tidak punya basis empirik yang jelas, sekedar main logika,” bebernya.

Lebih jauh, Willy kembali memberikan warning kepada BEM SI agar berhati-hati kepada para penunggang gelap. Dia berpesan agar BEM SI lebih memberikan kritikan membangun demi terciptanya pembangunan bangsa dimasa mendatang untuk bisa bersaing di era globalisasi saat ini.

“Mahasiswa harus bisa memberikan kritis yang membangun dan bermanfaat demi Indonesia kearah lebih baik dan maju bisa bersaing dengan negara lain. Jika hal itu tidak direspons oleh BEM SI, jangan sampai nantinya BEM SI berbenturan dengan Jari 98 khususnya aktivis 98,” tandasnya.

Forkom BEM PTAI: Seruan Reformasi Jilid II BEM SI Lebay

Hal senada juga dilontarkan Presidium Nasional Forkom BEM PTAI, Najmutsakib yang mengatakan seruan Aksi 121 oleh BEM SI tendensius. Aksi demonstrasi yang akan digelar BEM SI pada 12 Januari ini cenderung berlebihan. Menurut Najmu, menempatkan posisi mahasiswa sebagai tandem kritis pemerintah juga harus adil sejak dalam pikiran.

“Isu yang disorot kan soal harga-harga yang mendadak naik, harusnya ya dievaluasi. Bukan ujug-ujug bikin seruan Reformasi Jilid II. Itu kan lebay. Adil lah sedikit”, ujar Najmutsakib yang dikutip dari JPNN.

Lebih lanjut, Najmu mengatakan, jangan sampai urusan yang begini ini diseret-seret untuk memantik disintegrasi.

“Konsolidasi demokrasi ini harus dikawal menuju pendewasaan. Kalau dikit-dikit revolusi, dikit-dikit reformasi, kita kan jadi curiga. Jangan-jangan ini politis”, tambahnya.

Forkom BEM PTAI himbau mahasiswa untuk kritis, namun tetap menjadikan independensi sebagai jubah kemerdekaan berpikir mahasiswa.

Persoalaan bangsa harus diselesaikan dengan kepala dingin. Dengan duduk bersama, tidak saling menyalahkan, lempar masalah sembunyi tangan. Kita bangsa yang berbudaya dan beretika, banyak kelompok yang semakin membuat kegaduhan membuat kenyamanan menjadi terganggu.

Kemudian kami berharap, pemerintah harus mempunyai sensitifitas sosial dan kepekaan, agar segala persoalan tidak menjadi bola salju, yang semakin hari semakin membesar, jika pemerintah hanya saling tuding tanpa ada solusi yang jelas.

“Dan kami berharap kaum intelektual tidak menanggalkan idealismenya hanya untuk kepentingan sesaat, pragmatis dan oportunis. Kita harus berfikir jernih dan menetralkan setiap gejolak agar tidak dimanfaatkan oleh oknum sesat yang hanya memecah bangsa,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *