Aktivis 98 Kritik Pernyataan Novel Baswedan

by -1,610,394 views

Jakarta – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) menyesalkan pernyataan penyidik Novel Baswedan yang menyebut ada pejabat Polisi tingkat atas ikut terlibat dalam aksi teror penyiraman air keras tanpa ada bukti dan berdampak pada fitnah.

Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa menilai pernyataan yang dilontarkan Novel telah sembarangan mencatut nama orang dan korps Kepolisian dengan seenaknya tanpa ada bukti.

“Pernyataannya ini sembarangan bisa mencemarkan nama baik dan fitnah pada korps Bhayangkara. Ini sudah keterlaluan menuduh serta menyebut orang seenaknya,” tegas Willy hari ini.

Lebih lanjut, Willy menyebut Novel Baswedan bak politisi saja yang lempar bola liar ke publik seolah-olah ada peran Pati Polri ikutan bermain dan sebagai dalan teror penyiraman tersebut.

“Mungkin Novel sudah bosan jadi penyidik KPK sekarang menyulap dirinya bak politisi. Harusnya Novel Baswedan sebagai penyidik itu memahami kalau hukum itu ada asas praduga tidak bersalah, bukan gunakan asas praduga sudah bersalah dalam kasus tersebut,” ujar Willy.

Lebih lanjut, Willy menyayangkan respon Novel padahal karir awalnya dari institusi Kepolisian. Harusnya Novel juga aktif memberikan keterangannya kepada pihak penyidik Kepolisian bukan malah main tuding.

“Itu aneh sekali pernyataannya. Novel Baswedan sebagai korban harusnya kooperatif memberikan keterangan kepada penyidik Polri hingga pelakunya bisa ditangkap. Saya tidak habis pikir bagaimana bisa ceritanya Novel mengkait-kaitkan ada petinggi Polri ikut andil,” jelas dia.

Dia pun menyarankan apabila Novel Baswedan merasa sudah tak nyaman lagi jadi penyidik maka sebaiknya beralih profesi saja menjadi politisi masuk kedalam Partai Politik yang mempunyai prospek bagus ditahun 2019.

“Itu saran saya. Hargai bulan Ramadhan dan harus banyak istighfar. Jangan fitnah tanpa ada bukti,” sebutnya.

Lebih jauh, Willy mengingatkan jika tidak mau diperiksa bagaimana bisa mengungkapnya. Dia menyayangkan tindakan Novel yang langsung mengumumkan itu tanpa memverifikasi keterangan tersebut kepadanya terlebih dahulu.

“Kalau korban merasa paling tahu dan tidak beri keterangan apa-apa, bagaimana bisa mengungkapnya. Malah ini nuduh yang aneh-aneh tanpa dikonfrontir terlebih dulu. Mintanya aneh-aneh juga pelaku ditangkap dulu baru dia mau diperiksa,” tandasnya.

Sebelumnya, Time mewawancarai Novel di ruang perawatannya di Singapura. Novel pun buka-bukaan terkait teror yang menimpanya itu. Novel merasa 2 bulan penyelidikan kasusnya yang tanpa hasil membuatnya mengafirmasi akan informasi awal terkait siapa dalang atas teror yang menimpanya itu.

“Sebenarnya saya sudah menerima informasi bahwa seorang jenderal polisi–seorang pejabat polisi tingkat atas–telah terlibat. Awalnya, saya mengatakan informasi itu bisa saja salah. Namun kini, ketika telah 2 bulan berlalu dan kasus tersebut belum juga terpecahkan, saya katakan, perasaan terhadap informasi itu bisa saja benar,” ucap Novel kepada Time seperti dilansir time.com, Rabu (14/6/2017).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *