Jakarta – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) memastikan demo pada tanggal 4 November 2016 yang diklaim akan sebagai aksi besar-besaran menurunkan ratusan ribu massa akan berjalan aman dan kondusif.
“Saya pastikan demo tanggal 4 itu aman, damai dan kondusif. Bo’ong besar jika demo itu nanti bakal seperti tragedi 98 dan massanya sampek tumpah ruah bikin onar,” kata Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, Minggu (30/10/2016).
Lebih lanjut, Willy menyakini massa yang ikut bergabung dalam demo itu bukanlah massa militan seperti yang terjadi di Mesir atau negara-negara Arab lainnya. Dia merasa kasihan jika benar demo itu termakan provokasi pihak yang menggunakan agama sebagai komoditas politik.
“Massa yang akan datang jangan-jangan anak-anak sekolah dipaksa gurunya untuk demo. Demo yang pertama kan keliatan ada yang anak sekolah. Jadi warga DKI jangan panik dan takut maupun resah, ibaratkan aja itu nanti pawai atau karnaval,” ucap dia.
Willy pun mengingatkan agar para demonstran yang bakal dihadiri tokoh-tokoh seperti Habib Rizieq, Amien Rais, Ratna Sarumpaet, dll itu bisa bersikap lebih bijak dengan menyampaikan metode efektif dalam berdakwah dan menyampaikan pesan-pesan yang benar.
“Janganlah mencaci maki, provokasi jika nanti kalian demo. Apalagi buka aib seseorang. Belum tentu benar juga menurut orang lain soal orasi-orasi kalian nanti. Harusnya membangun dialog guna mendengar pandangan-pandangan yang lain, lebih baik kunjungi ulama-ulama lebih tua dan lebih matang bahkan bijaksana meski mungkin berbeda pandangan dengan kalian nanti,” paparnya.
Kata Willy, Indonesia adalah mozaik ragam etnis, budaya, keyakinan, bahasa, tradisi dan lainnya. Jakarta merupakan miniaturnya, didalamnya ada aneka etnik, Betawi, Jawa, Batak, Padang, dan lainnya. Didalamnya pula ada agama-agama dan keyakinan berbeda mulai Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, Khonghucu dan aliran kepercayaan.
“Sadarlah kalian, jika yang berkerumunan anda berorasi tak lebih dari 10 % warga Jakarta. Hiruk pikuk yang bergema nanti pun tak merepresentasikan 12 juta warga Ibukota,” sebut dia.
Oleh karenanya, tambah Willy, jika nantinya demo nanti berujung keos dan anarkis, maka menghimbau kepada aparat kepolisian yang berjaga menjalankan tugasnya memberikan pengamanan untuk tidak segan-segan menindaknya.
“Jangan biarkan ada yang membuat suasana tidak kondusif dan mengganggu kamtibmas. Tindak para perusuh yang radikal jika nanti bikin onar. Bila perlu tangkap provokator demonya,” tandasnya.