Jayapura – Kepala Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua, Frits Ramandey tegaskan aksi teror penembakan warga sipil yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Nduga pada sabtu pekan lalu adalah sebuah kejahatan yang telah mencederai nilai nilai kemanusiaan.
Dikatakan, aksi penembakan terhadap warga sipil sudah sering dilakukan oleh kKB dengan alasan sebagai upaya perjuangan mereka, namun aksi penembakan itu justru menyasar orang yang tidak bersalah, bahkan tak jarang korbannya adalah warga yang melakukan aktivitas perekonomian dan pembangunan yang membantu masyarakat lokal. Untuk itu proses penegakan hukum secara tegas harus dilakukan, agar aksi teror kkb tidak kembali menelan korban jiwa yang tidak bersalah.
“Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, dan ini dilakukan secara berulang yang mengakibatkan korban jiwa, terutama warga sipil. Karena ini kejahatan, maka penyelesaiannya adalah pendekatan hukum yang dilakukan secara tegas dan terukur,” tutur Frits Ramandey.
Ditegaskan Frits Ramandey, aksi penembakan yang dilakukan oleh KKB justru tidak akan menyelesaikan masalah, serta tidak akan mendapatkan simpati dari masyarakat, sebab hal itu malah akan membawa dampak negatif bagi warga setempat, yang ketakutan baik itu dari serangan kkb maupun dengan aparat keamanan tni dan polri.
“Saya untuk tidak menggunakan cara-cara kekerasan dalam mencapai tujuan tertentu, karena ini tidak akan mendapat simpati oleh seluruh mekanisme Hak Asasi Manusia, baik tingkat nasional maupun internasional, bahkan hingga ke PBB sekalipun, sebab ini kejahatan yang nyata, sehingga pasti akan ditolak dan dikembalikan ke mekanisme penegakan hukum di Indonesia,” tegas Ramandey.
Menurut Fritz Ramandey, pihaknya sangat menyayangkan adanya aksi penembakan oleh KKB yang lagi-lagi menyasar warga sipil yang tak berdosa, padahal mereka adalah warga yang sudah lama bermukim di tempat tersebut, dan telah ikut membantu pembangunan dan perekonomian warga setempat.
Untuk itu, Frits Ramandey berharap agar proses penegakan hukum bisa segera dilakukan, agar tidak ada lagi korban jiwa yang berjatuhan akibat aksi teror KKB di Papua.
