Ini Penyebab Harga Beras Indonesia Meroket

by -4,783,642 views

MediaSiber.com – Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Muhammad Syarkawi Rauf menilai ada beberapa faktor yang mendasari mengapa harga besar di Indonesia saat ini naik tinggi. Salah satunya adalah lantaran disparitas harga beras internasional yang cukup tinggi.

Apalagi dikatakannya berdasarkan data yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, FAO (Food and Agriculture Organization) bahwa harga beras di dalam negeri bisa mencapai USD 0,79 atau setara dengan Rp10.447 per kilogram. Harga beras di Indonesia ini paling tinggi dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya, sehingga memaksa stok beras dalam negeri harus ditambah.

“Menurut data FAO Pada tahun 2017, harga beras Vietnam sekitar US$ 0,31 per kg atau setara dengan Rp. 4.100 per kg (Kurs rupiah per US dollar sebesar Rp. 13.225) dan Thailand harganya sekitar US$ 0,34 per kg atau setara dengan Rp. 4.496 per kg). Sementara harga beras di Dalam negeri sekitar US$ 0,79 per kg menurut FAO atau sekitar Rp. 10.447 per kg secara rata-rata,” kata Syarkawi Rauf dalam keterangan persnya, Minggu (14/1/2018).

Kemudian faktor lain yang mendasari mengapa harga besar di dalam negeri bisa naik adalah kredibilitas data produksi berang yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian (Kementan).

Baca juga : Ini Solusi Atasi Beras Mahal ala Ketua KPPU

Selanjutnya adalah persoalan sistem distribusi beras yang terbilang lama sehingga rentan memicu munculnya perspektif dan spekulatif liar.

“Sistem distribusi beras yang buruk karena terlalu panjang sehingga Rawan aksi spekulasi,” ujarnya.

Bahkan Syarkawi pun menilai peran Bulog belum terlalu optimal untuk mengatasi persoalan distribusi dan pemenuhan stok beras dalam negeri.

“Sistem distribusi beras yang buruk karena terlalu panjang sehingga Rawan aksi spekulasi,” ungkap Syarkawi. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *