Sedih Lihat Aksi Mahasiswa 20 Oktober yang Gak Tahu Aturan

by -1,618,974 views

Jakarta – Aksi 20 Oktober 2017 evaluasi 3 tahun Jokowi yang digelar hingga larut malam oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) didukung buruh tergabung Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menuai kritikan sejumlah pihak khususnya warga DKI.

Bahkan kritikan menohok itu pun muncul dengan tersebarnya spanduk dibeberapa tempat diantaranya di Tugu Proklamasi, dan Jalan Cikini Menteng.

Spanduk-spanduk itu bertuliskan “Aksi Mahasiswa 20 Oktober 2017 kok gak tahu aturan, warga jadi susah !! dan Sedih liat aksi mahasiswa kemarin, anarkis & gak tahu aturan. Itukah cermin sikap mahasiswa ?? “.

Aksi 20 Oktober BEM SI Gak Ngerti AturanSelain itu, kritik juga datang dari masyarakat setempat yang ikut mengecam aksi anarkis mahasiswa tersebut. Menurut Sugito yang berprofesi ojek pangkalan, para mahasiswa itu disebut tidak mengerti Undang-undang yang membatasi aksi unjuk rasa sampai pukul 18.00.

“Aturan soal batas waktu demo itu harus dipatuhi semua kelompok masyarakat. Jangan egois, brutal, gak mau diatur dan mau menang sendiri. Harusnya Polisi bubarkan saja setelah diatas jam 18.00 kalau masih susah diajak komunikasi,” ungkap Sugito.

Dikatakan Sugito, aksi blokade jalanan umum di area Jalan Medan Merdeka Barat itu justru menimbulkan masalah publik yakni dampak kemacetan sehingga merugikan para pengguna jalan saat jam pulang kerja.

“Warga sangat terganggu lah kalau sampek larut malam gitu. Katanya mahasiswa agent of change tapi kok gak ngerti aturan. Mahasiswa jangan mau disetir pihak lain, gak perlu juga ampek larut malam. Ada ruang publik yang dirugikan, mendingan ketemu dan agendakan,” tuturnya.

Bukan hanya mengganggu ketertiban umum, aksi mahasiswa Aliansi BEM SI itu justru memancing amukan warga, lantaran dianggap telah mengganggu ketertiban umum. Oleh karena itu, dia mendukung pihak kepolisian untuk menanganinya agar ke depannya mereka tidak melakukan unjuk rasa yang melanggar peraturan.

“Polisi harus tegas membubarkan mereka. Demo sampai larut malam, itu sama saja cara yang tak etis. Karena bernegara yang baik taat hukum dan sampaikan cara yang sesuai dengan prosedur,” ujarnya.

Sebelumnya, Kabag Ops Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Asfuri mengatakan massa tidak mau diarahkan untuk pulang. Asfuri juga mengatakan massa tidak mau diajak berkomunikasi.

“Nggak mau mereka diajak komunikasi, diarahkan nggak mau,” kata Asfuri saat ditemui di lokasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *