Penembakan Lubuk Lingau, Razia Itu Bukan Asal-Asalan Antisipasi Kejahatan 3C

by -1,436,627 views

Jakarta – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) menjelaskan bahwa insiden penembakan oleh polisi terhadap mobil satu keluarga di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan harus dilihat secara utuh kronologisnya.

Pasalnya, peristiwa itu berawal saat polisi melakukan razia di wilayah yang tingkat kriminalitasnya cukup tinggi itu tiba-tiba mobil melaju cukup kencang dan menabrak anggota Polda yang berpatroli dan hampir menjadi korban tabrak lari oleh pengguna kendaraan roda empat.

Sekjen Jari 98 Ir. Arwandi menilai langkah petugas lantaran ada kecurigaan bahwa penabrak itu adalah pelaku kejahatan. Dan telah membahayakan para petugas yang melaksanakan tugas dan masyarakat, sehingga polisi bisa melakukan tindakan tegasnya dengan diskresi kepolisian.

“Kendaraan di-stop polisi karena secara rasional perlu dicurigai, apalagi akan menabrak anggota polisi. Sehingga anggota polisi beranggapan ini adalah pelaku kejahatan. Pertanyaannya, kenapa pengendara itu justru melaju kencang dan menabrak barisan petugas sehingga membahayakan nyawa mereka,” kata Arwandi, hari ini.

Bahkan, kata Arwandi, kabarnya anggota juga melepaskan tembakan peringatan dan sudah sesuai SOP, namun kendaraan itu justru melaju dengan kecepatan tinggi.

“Jika nanti itu benar pelaku tindak pidana bagaimana ? Yang pasti Kepolisian disalahkan lagi dan dianggap tidak sigap bereaksi dengan cepat. Apalagi jadi korban, yang ada Polisinya pasti disalahkan,” ujarnya.

Kendati demikian, Arwandi berharap agar insiden Kepolisian itu tidak dipolitisasi apalagi adanya rencana Komisi III berencana mengundang Kapolri untuk mengklarifimasi masalah tersebut. Padahal dalam raker dengan Komisi III dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu tidak agenda dalam pembahasan tersebut.

“Kami akui tugas Polri saat ini sangatlah berat untuk melaksanakan dan menjalankan amanat UU Polri Nomor 2 Tahun 2002. Berangkat dari kesadaran dan keimanan yang tinggi terhadap Allah SWT sudah saatnya saling memaafkan sebagaimana Allah SWT Maha Pemaaf, Pengasih dan Penyayang,” ucapnya.

Masih kata Arwandi, pastinya pimpinan Polri tetap memberikan sanksi kepada anggota tersebut dan siap menjalankan konsekuensinya. Dan pastinya korps Kepolisian sudah melakukan langkah-langkah dengan memulihkan situasi terutama dengan keluarga korban dan masyarakat setempat, juga melakukan langkah hukum.

“Polisi pun akan melakukan langkah hukum dan pemeriksaan pada anggota yang bersangkutan,” tandasnya.

Untuk diketahui, Kapolres Lubuklinggau AKBP Hajat Mabrur Bujangga melalui Wakapolres Kompol Andi Kumara yang didampingi Kasat Reskrim AKP Ali Rojikin, memberikan pernyataan resmi Selasa (18/4/2017) malam, terkait aksi penembakan terhadap satu keluarga.

Dikatakan, peristiwa yang terjadi pada Selasa (18/4/2017) sekitar pukul 10.00 pagi itu berawal dari razia rutin terprogram yang dilakukan anggota.

Menurutnya, razia itu bukan asal-asalan, dan untuk mengantisipasi kejahatan 3C dengan lokasi yang sudah ditentukan.

Sebelum kegiatan, anggota sudah di APP terlebih dahulu, termasuk masalah penggunaan senjata api.
Dimana kalau tidak terpaksa betul, maka jangan gunakan senjata api.

Dilanjutkan, setelah kegiatan berlangsung, anggota melihat ada kendaraan sedan warna hitam BG1488ON tak mau dihentikan.

Bahkan menurutnya, sempat mau nabrak anggota.

Karena curiga, anggota kemudian melakukan pengejaran menggunajan mobil polisi.

Namun menurutnya, pengemudi sedan bukannya pelan atau berhenti, tapi malah melaju kencang dan lampu merah juga diterobos.

Sehingga memang sempat terjadi aksi kejar-kejaran di jalan raya.

“Sampai didepan Bank Mandiri Simpang Periuk, mobil itu berhenti dan anggota keluarkan tembakan disitu, setelah sebelumnya ada tembakan peringatan,” ujar Kompol Andi Kumara.

Dilanjutkan, anggota kemudian meminta agar kaca mobil yang berwarna gelap diturunkan.

Namun tetap kacanya tak mau dibuka. Sehingga anggota melepaskan tembakan.

“Anggota curiga kaca gelap, setelah terjadi (tembakan kedalam mobim-red) ternyata didalam tidak seperti dugaan kita. Anggota awalnya memang sudah curiga, dihentikan tidak mau, dikejar malah ngebut zig zag dan membahayakan pengguna jalan lainnya. Jangan-jangan pelaku 3C,” ujarnya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *