Marak Isu SARA, Puluhan Massa Curhat ke Para Pahlawan

by -1,732,044 views

Jakarta – Maraknya isu SARA di Pilkada putaran kedua DKI Jakarta disesalkan sekelompok mahasiswa yang menamakan diri Koalisi Mahasiswa Cinta Jakarta (KM CITA).

Dalam aksi damai di depan Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (23/3), Koordinator KM Cita, Muhammad Zoelka menilai isu-isu SARA yang ditujukan kepada Paslon nomor 2 dan pendukungnya merupakan langkah mundur bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.

“Sebagai generasi muda, kami prihatin dengan maraknya isu-isu SARA yang terlihat dari pemasangan spanduk menolak mensholatkan jenazah bagi pendukung Paslon 2 maupun cap sebagai kafir yang begitu mudah dituduhkan. Ini berbahaya tidak saja bagi demokrasi tetapi juga mengancam integrasi bangsa,” ujar Zoelka.

Dia menegaskan menyerang pihak lawan politik isu SARA, khususnya menggunakan isu-isu agama hanya akan menyebabkan agama menjadi seolah menakutkan.

“Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Kampanye bernada kebencian dengan membawa-bawa agama sungguh sangat menakutkan,” katanya.

Zoelka menyesalkan sosok Anies Baswedan yang dulu dikenal sangat santun dan mengusung Islam yang sejuk, kini sudah berubah seiring ambisinya untuk mengejar kekuasaan sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“Benar kata orang, kekuasaan mampu merubah sifat seseorang. Dulu banyak generasi muda mengidolakan Anies karena kesantunannya, kini dia malah seperti mendukung isu-isu SARA yang digunakan pendukungnya. Seharusnya Anies bisa melarang pendukungnya untuk tidak menggunakan isu SARA, tapi itu tidak dilakukan. Wajar kalau kita mendengar kabar Anies mulai ditinggalkan oleh anak-anak muda yang dulu mengidolakannya,” kata mahasiswa di kawasan Jakarta Timur ini.

Ditanya mengapa aksi dilakukan di TMP Kalibata, Zoelka mengatakan, KMCita sebagai generasi muda ingin mengadu kepada para pahlawan terhadap situasi Pilkada ini yang terancam oleh maraknya isu-isu SARA.

”Saya yakin para pahlawan yang telah gugur ini akan menangis melihat Pilkada DKI dipenuhi dengan kampanye SARA yang dapat menimbulkan disintegrasi atau perpecahan antar warga karena perbedaan keyakinan dan pilihan politik. Ketika para pahlawan ini memerdekakan Indonesia, tidak pernah berpikir Indonesia atau Jakarta ini hanya untuk golongan tertentu saja, tetapi Indonesia untuk semua,” ujarnya.

Dia menginginkan kampanye diisi dengan kampanye sehat dan mencerdaskan dengan adu program bukan dengan menjual agama. Kalaupun ada kasus yang harus diungkap, harus mengikuti aturan hukum.

“Seperti misal kalau Sandiaga Uno disebut-sebut banyak kasus hukum, harus diproses, polisi jangan diam saja. Dibanyak berita kan beredar Sandi bermasalah dengan kasus di penebangan hutan, Balaraja, bahkan sampai kasus perempuan. Sandi perlu mengklarifikasi biar terang benderang dan masyarakat tidak ragu lagi,” pungkasnya.

Dalam aksi itu, puluhan massa KM Cita yang memakai topeng bergambar Anies dan Sandi, menggelar spanduk bertuliskan sejumlah kasus Sandi dan poster bertuliskan “ANIES, SEGERA PERINTAHKAN PENDUKUNGMU COPOT SPANDUK SARA, KECUALI PEMASANGAN ITU ATAS PERINTAHMU”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *